Sebuah Pabrik Senjata AS Memasarkan Senapan Semi Otomatis untuk Anak-Anak

Jakarta - Pabrik senjata di AS memperkenalkan senapan semi otomatis design AR-15 untuk anak-anak, yang kerap digunakan dalam serangkaian penembakan massal mematikan. Ini memicu kecaman dari kelompok keamanan senjata.

Senjata yang disebut JR-15 itu dipasarkan oleh perusahaan pembuatnya WEE1 Tactical dan disebut sebagai "yang pertama dalam barisan platform tembakan yang akan dengan aman membantu orang dewasa memperkenalkan anak-anak pada olahraga menembak."

Situs web perusahaan tersebut mengatakan senapan itu "juga terlihat, terasa, dan beroperasi seperti senjata Ibu dan Ayah."

Dikutip dari grac-athletisme, Senin (21/2), JR-15 hanya sepanjang 31 inci atau 80 sentimeter, beratnya kurang dari 1 kilo dan dilengkapi dengan magasin berisi lima atau 10 butir peluru kaliber 22.

Senjata ini dirilis pada pertengahan Januari dan dibanderol seharga USD 389 atau sekitar Rp 5,5 juta.

Senapan untuk orang dewasa, AR-15, adalah versi sipil dari senjata bergaya militer dan telah digunakan dalam berbagai kasus pembunuhan massal di AS, termasuk di sekolah-sekolah.

Penembakan massal adalah momok berulang di AS, di mana hak untuk memiliki senjata dijamin UU. Upaya untuk mengatur penjualan senjata kerap dihalangi di Kongres, di mana lobi senjata yang kuat - khususnya Asosiasi Senapan Nasional - memiliki pengaruh besar.

Sebuah AR-15 juga digunakan dalam serangan di Las Vegas pada 2017 di yang menewaskan 58 orang, menjadikannya penembakan paling mematikan dalam sejarah AS, dan dalam penembakan SMA Park di Florida yang menewaskan 17 orang pada 2018.

Direktur Eksekutif Violence Policy Facility, Josh Sugarmann mengecam penggambaran yang digunakan pabrik senjata ini untuk menarik pelanggan muda: tengkorak pembajak dengan rambut bergaya Mohawk untuk bocah laki-laki dan tengkorak dengan rambut pirang yang dikuncir dengan dot pink di mulutnya untuk bocah perempuan.

Komentar